Halaman

Senin, 25 November 2019

Pariwisata Timur Tengah: dulu dan sekarang

Tour Travel Timur Tengah - Sudah bukan rahasia lagi bahwa pariwisata Timur Tengah terpukul setelah Pemberontakan Arab di tahun 2011. Wilayah itu mengalami penurunan 8 persen dalam kunjungan turis di tahun tersebut, menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB. Walhasil, beberapa atraksi dan monumen yang sering dikunjungi turis, mulai dari Piramida Agung Giza hingga Masjid Hassan II Casablanca, menjadl sebagian besar kosong.

Beberapa waktu berlalu hingga tiba awal 2018. Pada tahun ini, Barometer Organisasi Pariwisata Dunia PBB melaporkan lonjakan sebesar 13 persen dalam kedatangan turis di Afrika Utara dan kenaikan 5 persen di Timur Tengah. Dibandingkan dengan peningkatan kunjungan ke Amerika yang hanya 3 persen, negara-negara Timur Tengah nampaknya mulai muncul kembali secara gilang-gemilang ke peredaran industri pariwisata, dan alasannya lebih dari iklim politik yang semakin stabil.
Jadi, apa yang mungkin meyakinkan para wisatawan untuk kembali melakukan perjalanan ke Timur Tengah?

Salah satu bagian dunia yang mungkin menderita skeptisisme paling tinggi dari para pelancong dalam beberapa tahun terakhir adalah Timur Tengah dan Afrika Utara. Namun tahun ini, wilayah tersebut mengalami lonjakan jumlah pengunjung yang mengejutkan para pakar pariwisata Timur Tengah dengan kebangkitannya yang tiba-tiba.
Ada banyak alasan untuk menempatkan pesona pariwsiata Timur Tengah seperti makam Mesir, pemandangan kota UEA, dan garis pantai Laut Mati di kolom teratas daftar perjalanan Anda. Anda bahkan mungkin ingin sampai ke sana sebelum didahului orang lain. Inilah alasannya.

Tawaran petualangan-petualangan baru yang muncul di negara-negara seperti Yordania, Mesir, dan Oman membawa fokus baru pada perjalanan Timur Tengah.
Untuk mereka yang gemar berjalan kaki dan mendaki, Jordan Trail, jalur sepanjang 370 mil melalui monumen dan desa-desa yang baru saja dibuka, adalah tur 40 hari yang memamerkan pemandangan gurun dan ngarai. Sementara itu, untuk pengalaman tamasya Jordan yang lebih santai, para pelancong dapat melakukan penjelajahan Jordan Trail dalam porsi-porsi yang lebih kecil, dengan pendakian hari kerja dan akhir pekan tersedia melalui pemandu lokal seharga kurang lebih 500 ribu rupiah ($ 40). Pemberhentian di Laut Mati, Petra, dan Wadi Rum juga ditawarkan oleh penyedia pariwisata berlisensi lokal seperti Discover Jordan. Anda juga bisa menjelajahi ketiganya dengan menaiki sepeda di rencana perjalanan sembilan hari Cycle Jordan terbaru yang dikelola Intrepid Travel.
Adapun Mesir, permata TimTeng yang bersejarah, dinobatkan oleh G Adventures sebagai tujuan petualangan nomor satu di Timur Tengah untuk 2018. Daftar ini juga mencakup Maroko (ke-6) dan Oman (ke-10) yang terakhir ditambahkan ke daftar setelah mengalami 36 persen kenaikan pemesanan tur ke Timur Tengah. Rencana perjalanan Mesir G Adventures sudah termasuk penjelajahan sungai Nil, reruntuhan Nubia, dan tamasya tambahan ke garis pantai Alexandria. Sementara perjalanan delapan hari Oman Highlights yang baru-baru ini diluncurkan meliputi kunjungan ke pasar ternak, suaka penyu, tur Masjid Agung, dan souqs.